6 Juni 2018 lalu ogut berkesempatan untuk mampir ke acara Silaturahmi Kapolda Metro Jaya. Info acara ini ogut dapet dari grup whatsapp beberapa hari sebelumnya. Teman-teman anggota grup dipersilahkan isi data untuk ikutan acara. “Hemmmh…menarik nih buat ikutan, kebetulan agenda ogut memang lagi kosong di tanggal tersebut” kira-kira begini monolog dalam hati pas baca info di grup whatsapp tersebut. Akhirnya ogut isi data di Online form yang disediakan dan siap-siap buat ikutan.
Acara kali ini diadakan di Gedung Promoter Polda Metro Jaya. Letaknya ada di areal kompleks Polda Metro Jaya. Kalau dari pintu masuk, gedung promoter ini adanya di sebelah kanan. Jalan kaki sedikit, udah kelihatan kok gedungnya. Oh iya, kalo ke Kompleks Polda Metro Jaya naik ojek Online mesti turun di luar ya. Ojek Online gak boleh masuk ke dalam, ogut baru tau karena kemarin distop sama petugas jaga pas mau masuk bareng abang ojol.
“Silahturahmi Kapolda Metro Jaya dengan Wartawan dan Netizen” terpampang jelas sedari depan pintu pemeriksaan. Karpet sajadah yang biasa kita liat di masjid terbentang di dekat pintu masuk gerdung promoter, menandakan area acara yang akan berlangsung. Selain karpet, area acara juga dilindungi sabuk pembatas, agar para peserta acara tidak terganggu lalu lalang orang sekitar dan lebih nyaman mengikuti tiap momen dalam acara.
Kapolda Metro Jaya Irjen Polisi Drs. Idham Aziz, M.Si., yang seharusnya ikut ternyata berhalangan hadir. Beliau harus memenuhi panggilan tugas beberapa jam sebelum acara. Sebagai perwakilan, hadirlah bapak Wakapolda Brigjen Pol Purwadi Arianto yang bersilaturahmi bersama para undangan pada kesempatan tersebut.
Pada sambutan yang diberikan bapak Wakapolda Brigjen Pol Purwadi Arianto, media dan netizen diimbau untuk dapat menjaga keberkahan Ramadan dengan menyebarkan berita baik. Konten yang dihasilkan diharapkan dapat menyejukkan dan menenangkan. Tentunya tidak menyebarkan hoax dan berbagai kabar meresahkan lainnya.
Isi sambutan tersebut bisa dibilang sesuai dengan keadaan saat ini. Kalau mau kita lihat dalam beberapa waktu terakhir, kabar-kabar hoax dan meresahkan memang ramai bereda di ranah Online seperti media sosial. Hampir setiap saat bisa kita temui begitu kita masuk dunia Online. Tidak sedikit kabar hoax yang mengakibatkan keributan di lini masa media sosial yang kita miliki, bahkan ribut offline. Ribut offline yang bikin orang diem-dieman sampe pukul-pukulan bisa bukan hal baru yang diakibatkan kabar hoax ini.
Netizen atau warga net dapat dianggap sebagai contoh bagian masyarakat berperan menjaga persatuan melalui media. Pemilihan konten media yang kita sebar melalui retweet ataupun repost dapat menjadi awal usaha kita menjaga persatuan. Misalnya dengan mencari tahu dulu secara pasti mengenai kabar yang kita temukan sebelum kita bagi ulang. Selain itu, bisa juga dengan menahan diri untuk memberikan komen negatif ke konten yang memiliki perbedaan dengan pandangan kita. Sesungguhnya perbedaan itu merupakan hal biasa yang perlu kita hadapi di tengah keragaman, kalau kata kampanye digital polda metro mah kita mesti #HormatiPerbedaan.
Selain mengundang wartawan dan netizen, acara ini juga mengundang perwakilan pemuka agama di Indonesia. Ada Pendeta Datulon Sembiring, Biksu Syailendra Virya, Romo RD Aloysius Tri Harjono, Pedanda/Gede Nyenengin, Ust. H. Muhammad Ali. Beliau-beliau ini merupakan simbolis perbedaan yang ada di Indonesia tercinta. Dengan deklarasi menjaga persatuan yang mereka lakukan tentunya kita diharap dapat mengikutinya juga. Persatuan di tengah perbedaanlah selama ini membuat Indonesia aman, nyaman, dan damai. Bertahun-tahun kita bisa hidup berdampingan dengan nyaman sebelum isu-isu pemecah belah meracuni udara kita. Mari kita kembalikan Indonesia yang menyenangkan seperti masa-masa tersebut.
Selain sambutan dan deklarasi dari para perwakilan pemuka agama, juga ada santunan anak yatim bersama komunitas masyarakat cinta POLRI. Tentunya juga ada acara utama yang ditunggu-tunggu sedari awal, buka puasa. Buka puasa sambil ngobrol-ngobrol dengan para undangan lain juga. Ada yang tua, muda, wartawan, netizen, polisi, pemuka agama, semua terasa hangat saat berbincang di momen buka puasa tersebut. “Wah gini nih serunya liat orang beda-beda pada akur”, kalimat yang muncul begitu aja saat itu.
Acara kali ini diadakan di Gedung Promoter Polda Metro Jaya. Letaknya ada di areal kompleks Polda Metro Jaya. Kalau dari pintu masuk, gedung promoter ini adanya di sebelah kanan. Jalan kaki sedikit, udah kelihatan kok gedungnya. Oh iya, kalo ke Kompleks Polda Metro Jaya naik ojek Online mesti turun di luar ya. Ojek Online gak boleh masuk ke dalam, ogut baru tau karena kemarin distop sama petugas jaga pas mau masuk bareng abang ojol.
“Silahturahmi Kapolda Metro Jaya dengan Wartawan dan Netizen” |
“Silahturahmi Kapolda Metro Jaya dengan Wartawan dan Netizen” terpampang jelas sedari depan pintu pemeriksaan. Karpet sajadah yang biasa kita liat di masjid terbentang di dekat pintu masuk gerdung promoter, menandakan area acara yang akan berlangsung. Selain karpet, area acara juga dilindungi sabuk pembatas, agar para peserta acara tidak terganggu lalu lalang orang sekitar dan lebih nyaman mengikuti tiap momen dalam acara.
Kapolda Metro Jaya Irjen Polisi Drs. Idham Aziz, M.Si., yang seharusnya ikut ternyata berhalangan hadir. Beliau harus memenuhi panggilan tugas beberapa jam sebelum acara. Sebagai perwakilan, hadirlah bapak Wakapolda Brigjen Pol Purwadi Arianto yang bersilaturahmi bersama para undangan pada kesempatan tersebut.
Pada sambutan yang diberikan bapak Wakapolda Brigjen Pol Purwadi Arianto, media dan netizen diimbau untuk dapat menjaga keberkahan Ramadan dengan menyebarkan berita baik. Konten yang dihasilkan diharapkan dapat menyejukkan dan menenangkan. Tentunya tidak menyebarkan hoax dan berbagai kabar meresahkan lainnya.
Wakapolda Brigjen Pol Purwadi Arianto |
Isi sambutan tersebut bisa dibilang sesuai dengan keadaan saat ini. Kalau mau kita lihat dalam beberapa waktu terakhir, kabar-kabar hoax dan meresahkan memang ramai bereda di ranah Online seperti media sosial. Hampir setiap saat bisa kita temui begitu kita masuk dunia Online. Tidak sedikit kabar hoax yang mengakibatkan keributan di lini masa media sosial yang kita miliki, bahkan ribut offline. Ribut offline yang bikin orang diem-dieman sampe pukul-pukulan bisa bukan hal baru yang diakibatkan kabar hoax ini.
Netizen atau warga net dapat dianggap sebagai contoh bagian masyarakat berperan menjaga persatuan melalui media. Pemilihan konten media yang kita sebar melalui retweet ataupun repost dapat menjadi awal usaha kita menjaga persatuan. Misalnya dengan mencari tahu dulu secara pasti mengenai kabar yang kita temukan sebelum kita bagi ulang. Selain itu, bisa juga dengan menahan diri untuk memberikan komen negatif ke konten yang memiliki perbedaan dengan pandangan kita. Sesungguhnya perbedaan itu merupakan hal biasa yang perlu kita hadapi di tengah keragaman, kalau kata kampanye digital polda metro mah kita mesti #HormatiPerbedaan.
#HormatiPerbedaan |
Wakapolda Brigjen Pol Purwadi Arianto |
Selain sambutan dan deklarasi dari para perwakilan pemuka agama, juga ada santunan anak yatim bersama komunitas masyarakat cinta POLRI. Tentunya juga ada acara utama yang ditunggu-tunggu sedari awal, buka puasa. Buka puasa sambil ngobrol-ngobrol dengan para undangan lain juga. Ada yang tua, muda, wartawan, netizen, polisi, pemuka agama, semua terasa hangat saat berbincang di momen buka puasa tersebut. “Wah gini nih serunya liat orang beda-beda pada akur”, kalimat yang muncul begitu aja saat itu.